Gunung tersebut terlihat melalui pandangan mata batinnya sedang dibelit oleh ular raksasa dari mulai bawah hingga kepala ular tersebut tepat di atas gunung Tumpeng tersebut. Tapi anehnya orang di sekitarnya tidak ada satupun yang ketakutan, mungkin hanya dirinya yang melihat.
Saat kuliah sedang libur, Dani berkunjung ke pamannya di sekitar Bogor, yaitu daerah Rumpin. Lokasinya tidak jauh dari leuwiliang, atau Ciampea, dapat juga ditempuh melalui Parung Bogor. Konon pamannya cukup mumpuni dalam hal kebatinan, karena penasaran ingin tahu maka daerah Rumpin menjadi alas an kuat untuk berlibur, karena kebetulan Dani juga menyukai hal yang bersifat ghaib.
Saat itu perjalanan sudah masuk ba’da Isya daerah Rumpin terlihat dari kejauhan dengan terlihat gunung yang menyerupai tumpeng, makanya disebut oleh kebanyakan orang dengan nama gunung Tumpeng, walaupun sebenarnya hanya sebuah bukit. Setelah jaraknya tidak jauh dari gunung Tumpeng, Dani cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya kearah gunung Tumpeng tersebut.
Gunung tersebut terlihat melalui pandangan mata batinnya sedang dibelit oleh ular raksasa dari mulai bawah hingga kepala ular tersebut tepat di atas gunung Tumpeng tersebut. Tapi anehnya orang di sekitarnya tidak ada satupun yang ketakutan, mungkin hanya dirinya yang melihat.
Sesampainya di rumah pamannya, diceritakannya apa yang dilihat diperjalanan tadi. “Memang sudah dari dulu ular besar itu diam di atas gunung Tumpeng, jika kita bisa melihat lebih dalam lagi, ular tersebut sedang menunggu sebuah pusaka berbentuk keris, paman sendiri sudah pernah bernegosiasi meminta keris tersebut, tapi ular siluman tersebut masih belum mau melepasnya.” Kata paman menjelaskan, Dani hanya mengangguk-angguk kepala.
“Kenapa dia tidak mau melepaskannya paman? Padahal paman bisa bertarung melawan dia, pasti paman bisa mengatasinya”. Tanya Dani penasaran. “Memang paman bisa saja bertarung melawan dia, tapi resikonya kalau paman kalah bisa muntah darah, parahnya bisa mati, biasanya ular siluman yang bersikukuh mempertahankan pusaka, dulunya ada yang menyuruh menjaga, mungkin dulu ada orang sakti yang membuang pusakanya di gunung Tumpeng, lalu dia menangkap ular siluman untuk menjaganya”. Setelah puas dengan penjelasan pamannya, Dani membersihkan diri karena perjalanan tadi cukup banyak debu yang menempel di wajahnya.
Saat menjelang tidur, Dani gelisah karena mendengar suara hembusan nafas yang sangat berat, dia memberanikan diri untuk bangun dari tempat tidurnya, lalu dengan mengendap-ngendap menelusuri arah asal suara nafas yang mendengus, ternyata dari arah dapur.
Di dapur Dani kembali dikejutkan oleh apa yang dilihatnya, melalui jendela dapur terlihat di luar ada sesosok manusia, hanya saja kepalanya bukan kepala manusia, melainkan kepala seekor babi, saking kagetnya Dani berteriak sehingga membangunkan pamannya. “Ada apa Den..?” Tanya sang paman. Lalu Dani menceritakan apa yang dilihatnya. “Memang dulu di daerah ini ada yang melakukan perbuatan musyrik, dengan mengabdikan dirinya kepada siluman babi, yang biasa disebut orang dengan pesugihan siluman babi atau babi ngepet. Setelah dia meninggal, daerah ini jadi sering terlihat seperti apa yang kamu lihat tadi”.
“Kenapa bisa begitu paman?” Tanya Dani penasaran. “Karena ada ayat yang artinya kira-kira begini, barang siapa menanam maka dia yang akan menikmati hasilnya”. Juga ada pepatah bahkan mungkin juga ditulis pada sebuah kitab kuno yang kira-kira begini, “siapa yang mengabdikan diri pada dewa maka dia akan pulang ke negeri dewa, siapa yang mengabdikan diri pada siluman maka dia akan pulang ke negeri siluman, siapa yang memuja keris maka, dia akan pulang ke dalam keris, siapa yang memuja syetan maka dia akan pulang ke negeri syetan, siapa yang memuja Allah maka dia akan pulang ke surge”. Sang paman menjelaskan dengan sabar ke keponakannya yang memang dilihatnya cukup tertarik dengan hal yang berbau mistik.
“Jadi sudah jelas, karena dia memuja siluman babi, maka dia sekarang menjadi siluman babi, namun sayang banyak orang yang tidak percaya dengan apa yang sudah paman terangkan tadi, bahkan seorang ustadz pun tidak mempercayainya, biar saja nanti kalau mereka sudah meninggal juga akan mengetahuinya dengan sendirinya, karena yang membantah hal tersebut sudah dapat dipastikan dia tidak mampu melihat alam ghaib jadi kita harus memakluminya”
Padahal masih banyak yang ingin diketahui oleh Dani, seperti kebiasaan seorang dukun ilmu hitam di daerah Rumpin tersebut, yaiut jika ada seorang gadis perawan yang meninggal, malamnya pasti akan dia bongkar untuk di ambil tali pocongnya. Tidak tahu untuk apa, mungkin saat liburan lagi Dani akan mencari informasi tentang hal itu, paling tidak bisa ditanyakan pada pamannya yang cukup berwawasan luas dalam hal ghaib. Seperti yang diceritakan kepada Miztix. (Miztix)
Saat itu perjalanan sudah masuk ba’da Isya daerah Rumpin terlihat dari kejauhan dengan terlihat gunung yang menyerupai tumpeng, makanya disebut oleh kebanyakan orang dengan nama gunung Tumpeng, walaupun sebenarnya hanya sebuah bukit. Setelah jaraknya tidak jauh dari gunung Tumpeng, Dani cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya kearah gunung Tumpeng tersebut.
Gunung tersebut terlihat melalui pandangan mata batinnya sedang dibelit oleh ular raksasa dari mulai bawah hingga kepala ular tersebut tepat di atas gunung Tumpeng tersebut. Tapi anehnya orang di sekitarnya tidak ada satupun yang ketakutan, mungkin hanya dirinya yang melihat.
Sesampainya di rumah pamannya, diceritakannya apa yang dilihat diperjalanan tadi. “Memang sudah dari dulu ular besar itu diam di atas gunung Tumpeng, jika kita bisa melihat lebih dalam lagi, ular tersebut sedang menunggu sebuah pusaka berbentuk keris, paman sendiri sudah pernah bernegosiasi meminta keris tersebut, tapi ular siluman tersebut masih belum mau melepasnya.” Kata paman menjelaskan, Dani hanya mengangguk-angguk kepala.
“Kenapa dia tidak mau melepaskannya paman? Padahal paman bisa bertarung melawan dia, pasti paman bisa mengatasinya”. Tanya Dani penasaran. “Memang paman bisa saja bertarung melawan dia, tapi resikonya kalau paman kalah bisa muntah darah, parahnya bisa mati, biasanya ular siluman yang bersikukuh mempertahankan pusaka, dulunya ada yang menyuruh menjaga, mungkin dulu ada orang sakti yang membuang pusakanya di gunung Tumpeng, lalu dia menangkap ular siluman untuk menjaganya”. Setelah puas dengan penjelasan pamannya, Dani membersihkan diri karena perjalanan tadi cukup banyak debu yang menempel di wajahnya.
Saat menjelang tidur, Dani gelisah karena mendengar suara hembusan nafas yang sangat berat, dia memberanikan diri untuk bangun dari tempat tidurnya, lalu dengan mengendap-ngendap menelusuri arah asal suara nafas yang mendengus, ternyata dari arah dapur.
Di dapur Dani kembali dikejutkan oleh apa yang dilihatnya, melalui jendela dapur terlihat di luar ada sesosok manusia, hanya saja kepalanya bukan kepala manusia, melainkan kepala seekor babi, saking kagetnya Dani berteriak sehingga membangunkan pamannya. “Ada apa Den..?” Tanya sang paman. Lalu Dani menceritakan apa yang dilihatnya. “Memang dulu di daerah ini ada yang melakukan perbuatan musyrik, dengan mengabdikan dirinya kepada siluman babi, yang biasa disebut orang dengan pesugihan siluman babi atau babi ngepet. Setelah dia meninggal, daerah ini jadi sering terlihat seperti apa yang kamu lihat tadi”.
“Kenapa bisa begitu paman?” Tanya Dani penasaran. “Karena ada ayat yang artinya kira-kira begini, barang siapa menanam maka dia yang akan menikmati hasilnya”. Juga ada pepatah bahkan mungkin juga ditulis pada sebuah kitab kuno yang kira-kira begini, “siapa yang mengabdikan diri pada dewa maka dia akan pulang ke negeri dewa, siapa yang mengabdikan diri pada siluman maka dia akan pulang ke negeri siluman, siapa yang memuja keris maka, dia akan pulang ke dalam keris, siapa yang memuja syetan maka dia akan pulang ke negeri syetan, siapa yang memuja Allah maka dia akan pulang ke surge”. Sang paman menjelaskan dengan sabar ke keponakannya yang memang dilihatnya cukup tertarik dengan hal yang berbau mistik.
“Jadi sudah jelas, karena dia memuja siluman babi, maka dia sekarang menjadi siluman babi, namun sayang banyak orang yang tidak percaya dengan apa yang sudah paman terangkan tadi, bahkan seorang ustadz pun tidak mempercayainya, biar saja nanti kalau mereka sudah meninggal juga akan mengetahuinya dengan sendirinya, karena yang membantah hal tersebut sudah dapat dipastikan dia tidak mampu melihat alam ghaib jadi kita harus memakluminya”
Padahal masih banyak yang ingin diketahui oleh Dani, seperti kebiasaan seorang dukun ilmu hitam di daerah Rumpin tersebut, yaiut jika ada seorang gadis perawan yang meninggal, malamnya pasti akan dia bongkar untuk di ambil tali pocongnya. Tidak tahu untuk apa, mungkin saat liburan lagi Dani akan mencari informasi tentang hal itu, paling tidak bisa ditanyakan pada pamannya yang cukup berwawasan luas dalam hal ghaib. Seperti yang diceritakan kepada Miztix. (Miztix)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Saya: